Monday, December 07, 2009

bolu kukus ketan hitam

anakku dulu menyebut kura-kura dengan etote. entah bagaimana bisa keluar begitu sebab waktu itu dia memang belum bisa bicara. si mbak memberinya hadiah kura-kura kecil hidup 3 ekor. tidak lama kami merawatnya semua etote itu sudah mati. sayang sekali.
adik bungsuku dulu memelihara kura-kura dari sebesar koin uang seratus rupiah sampai sebesar piring makan. entah bagaimana waktu itu merawatnya. sudah lama sekali.
adik bungsuku memelihara kura-kura dan ikan. adikku nomor dua memelihara tikus putih. adikku nomor tiga memelihara dua ekor anak burung. papaku memelihara burung berkicau dalam beberapa sangkar. mamaku memelihara ratusan lele dumbo. dan aku memelihara kucing-kucing.
percaya atau tidak, semuanya hidup sebuah rumah yang berdiri diatas sebidang tanah seluas 120 meter persegi didalam sebuah gang di komplek perumahan paling tua di kampung halamanku. agak sulit dibayangkan tetapi begitulah yang terjadi saat itu.
lele dumbo saat dipanen menjadi hiburan menyenangkan dan mengenyangkan untuk keluarga dan tetangga.
burung-burung berkicau itu memeriahkan suasana pagi yang sudah hiruk pikuk dirumah setiap hari dan setiap pagi.
tikus putih akhirnya menghasilkan uang karena dijual untuk percobaan di laboratorium.
kami semua terlibat secara emosional dengan smeua peliharaan kami. kami berbagi cerita dan mengajak kucing mengobrol, bertanya pada ikan apakah sudah dikasih makan, dan meminta burung diam sebentar.
adikku yang memelihara anak burung menangis semalaman saat anak burungnya mati karena terjatuh ke balik lemari dan tidak ditemukan beberapa hari. begitu juga ketika kucingku harus dieuthanasia karena sakitnya begitu parah dan sangat menderita.
betapa cepatnya waktu berlalu dan tak sangka aku merindukan masa kanak-kanakku. betapa inginnya aku memberikan keindahan masa itu untuk anakku sekarang.
BUNGA
Semalam untuk pertama kalinya kami bertengkar
dan ia melontarkan kata-kata menyakitkan.
Aku tahu ia menyesali perbuatannya
karena hari ini ia mengirim aku bunga.
Aku mendapat bunga hari ini.
Ini bukan ulangtahun perkawinan kami atau hari istimewa kami.
Semalam ia menghempaskan aku ke dinding dan mulai mencekikku
Aku bangun dengan memar dan rasa sakit sekujur tubuhku.
Aku tahu ia menyesali perbuatannya
karena ia mengirim bunga padaku hari ini.
Aku mendapat bunga hari ini,padahal hari ini bukanlah hari Ibu atau hari istimewa lain.
Semalam ia memukuli aku lagi, lebih keras dibanding waktu-waktu yang lalu.
Aku takut padanya tetapi aku takut meningggalkannya.
Aku tidak punya uang.
Lalu bagaimana aku bisa menghidupi anak-anakku?
Namun, aku tahu ia menyesali perbuatannya semalam,
karena hari ini ia kembali mengirimi aku bunga.
Ada bunga untukku hari ini.
Hari ini adalah hari istimewa : inilah hari pemakamanku.
Ia menganiayaku sampai mati tadi malam.
Kalau saja aku punya cukup keberanian dan kekuatan untuk meninggalkannya,
aku tidak akan mendapat bunga lagi hari ini…
(somewhere from internet)