Showing posts with label let's back to nature. Show all posts
Showing posts with label let's back to nature. Show all posts

Thursday, November 15, 2018

TUMIS ONCOM LEUNCA

 sesekali memasak. di supermarket ada leunca. dicari di rak lain ada oncom pasangannya. dulu dulu saya minta dimasakin menu ini sama tante yang asli Sunda. tapi sekarang tinggalnya jauh. dan sejak sakit, jarang jarang berkunjung ke mana mana. kalau pengen makan menu ini, berarti harus belajar bikin sendiri. memang hampir seluruh makanan baik itu kue kue atau masakan yang ada di blog ini, memang karena saya suka. belajar dari sesuatu yang disukai, akan lebih semangat dan lebih menyenangkan. 

masakan Sunda adalah salahsatu masakan yang saya suka. mungkin karena pernah tinggal di sana selama beberapa tahun. mungkin karena beberapa menunya mudah dipraktekkan. mungkin karena menunya banyak sayur dan tidak makan waktu saat memasaknya. 


konon leunca ini buah ambrosia yang dianggap bisa meningkatkan sensualitas wanita. entahlah apa kebenarannya.
tumis oncom leunca a la ulangtahunanakku

bahan :
200 gram oncom diuleg kasar
200 gram leunca dicuci disiangi

bumbu halus :
bawang merah 
bawang putih
kencur
cabe merah
cabe rawit kalau suka pedas

tambahan : 
daun jeruk dibuang tulang daunnya
sereh digeprek
garam 
gula
merica bubuk

cara membuat :
tumis bumbu halus sampai wangi dan layu, masukkan daun jeruk dan sereh sambil diaduk
masukkan oncom dan tambahkan sedikit air asal basah saja
setelah oncom berubah warna dan layu
masukkan leunca
aduk aduk sampai leunca layu masukkan gula garam merica
icipi rasanya
kalau sudah sesuai, angkat, hidangkan
lebih enak lagi kalau ditambahkan daun kemangi

Friday, January 22, 2016

KUNYIT ASAM

 didepan rumah, ada pot semen memanjang, yang sebenarnya berfungsi sebagai pembatas supaya tidak kecebur sungai. tetapi dibikin  jadi pot. lumayan pemanis rumah. bertahun tahun isinya hanya melati. pernah ditambah asoka tapi hasilnya kurang bagus. melati ini, kalau sedang musim, tumbuh baguuus ... daunnya lebar lebar berwarna hijau tua, ranting rantingnya menjulur sehat, dan banyaaak sekali bunganya putih putih semerbak. 
satu hari, karena sering beli bumbu dapur tetapi sering juga tidak habis digunakan, daripada dibuang, ditaruh aja, disela sela melati itu. berarti sudah hampir 2 tahun berjalan. kebanyakan kunyit dan kunci. lengkuas banyak habis. kencur sedikit. lama lama kok melatinya kurus, kering rontok, dan akhirnya beberapa pokoknya mati. rupanya rempah rempah yang ditanam itu tumbuh. dan dari beberapa jenis, yang tumbuh agresif hanya kunyit. tetapi sayang juga melatinya mati. jadinya minta tolong tukang becak yang mangkal depan rumah. minta bersihkan pot semen itu dari kunyit. ternyata banyak juga. ada barang sekilo dua kilo. dibuang kok sayang ya. dimasak ya g mungkin juga bikin nasi kuning berapa kuintal yah. wkwkwk ... 
akhirnya kepikir dibuat kunyit asam. biasanya beli di tukang jamu kan 2000 rupiah segelas kecil. browsing dulu deh nyari resepnya.
 yang cepet kebuka resep dari cookpad. dibaca baca kok kayanya mirip mirip yah, resepnya. satu satunya cara untuk menemukan yang paling enak, harus dicoba salahsatu, kemudian dicicip, dan disesuaikan menurut selera. menurutku ini, percobaanku ini sudah oke. tidak kental memang. tetapi lebih segar.
kunyit asam

bahan :
200 gram kunyit
100 gram asam jawa
250 gram gula merah
1500 ml air
1 sendok teh garam

cara membuat :
kunyit dikupas, cuci bersih bersih, dan potong potong
blender dengan sebagian air sampai lembut, sisihkan
tuang sisa air, gula merah, dan asam kedalam panci
masukkan kunyit
rebus semuanya sampai mendidih dengan api kecil sambil diaduk aduk
setelah mendidih, matikan api, diamkan
saring dan siap dihidangkan hangat atau dingin

Tuesday, November 25, 2014

BELIMBING WULUH


 Belimbing sayur, belimbing wuluh, belimbing buluh, atau belimbing asam adalah sejenis pohon kecil yang diperkirakan berasal dari Kepulauan Maluku, dan dikembangbiakkan serta tumbuh bebas di Indonesia, Filipina, Sri Lanka, Myanmar, dan Malaysia. Tumbuhan ini biasa ditanam di pekarangan untuk diambil buahnya. Buahnya yang memiliki rasa asam sering digunakan sebagai bumbu masakan dan campuran ramuan jamu.

Pemerian

Belimbing adalah pohon buah yang tingginya mencapai 15 m.[1] Batangnya tak begitu besar, bergaris tengah 30 cm. Ia kasar dan berbenjol-benjol, percabangannya sedikit, dan condong ke atas. Cabang mudanya berambut halus, seperti beledu dan berwarna cokelat muda.[2] Daunnya tersusun dalam bentuk ganda. Bentuknya kecil, berbentuk telur, dan jumlahnya 21-45 cm. Daunnya termasuk majemuk, menyirip, dan ganjil.[3] Anak daunnya bertangkai pendek, berbentuk bulat telur sampai jorong, ujungnya runcing, pangkalnya membulat, tepinya rata. Ukuran daunnya adalah: 2-10 cm × 1-3 cm. Ia berwarna hijau, dan permukaan bawahnya berwarna hijau muda.[2] Perbungaannya majemuk, dan tersusun dalam malai (panjangnya 5-20 cm[3]). Berkelompok, keluar dari percabangan yang besar, kecil-kecil berbentuk bintang dan berwarna ungu kemerahan[2]/merah saja.[1] Buahnya termasuk buah buni, berbentuk bulat lonjong bersegi, panjangnya 4-6,5 cm, berwarna hijau kekuningan, berair banyak jika sudah masajm dan rasanya asam. Bentuk biji bulat telur, gepeng.[2]

Nama Lokal




setelah setahun menunggu, akhirnya pohon belimbing sayurku berbuah juga. waktu ditanam tingginya sekitar 70cm. lalu dia terus tumbuh meninggi  terus tambah tinggi. membuat saya bertanya tanya apakah saya sudah membeli pohon yang salah. tetapi kelihatannya pohon ini membutuhkan banyak sinar matahri untuk berbuah. sementara posisinya ada di pojokan gerbang dan kanopi. disebelahnya ada pohon sawo kecik yang sudah rindang. sehingga menghalangi sinar matahari. bahkan matahari siang. 

alhamdulillah akhirnya berbuah. bisa untuk masak sayur asem atau garang asem atau ikan kuah masak asam pedas ... :)

Wednesday, December 05, 2012

CABE HIJAU DI PINGGIR SELOKAN

 dulu waktu kecil, rumah kami di kompleks perumahan level menengah ke bawah yang gangnya kecil-kecil. dua rumah nempel dengan satu atap. sisa halaman didepan, asalnya dibuat jadi taman yang cantik. dibuat berkontur, pohon palem, rumput jepang, dan lampu juga. belakangan, susah juga ngerawatnya. disisain pohon cemara di pojokan dan kemuning. lalu mama bertanam tomat, terong, dan cabai. lumayan, pasti mama berhemat beberapa ratus rupiah - angka jaman itu - dengan adanya kebun sealis lurus itu.
lalu lihatlah aku sekarang, dimulai beberapa tahun yang lalu. dulu, rumah pertama kami, terletak dipinggir jalan tol yang berisik dua puluh empat jam. didepan terhampar tanah kosong yang katanya untuk memberi jarak dengan tol tersebut. boleh digunakan oleh warga kompleks dengan biaya sendiri. mendengarkan pembicaraan warga, ada yang mau lapangan tenis ada yang basket ada yang lain lagi. saya ikut saja kata mereka. tetapi itu hanya pembicaraan. sampai beberapa tahun kemudian tidak ada pelaksanaan.
adanya saya meminta suami si mbak untuk mencari bibit angsana. ditanam berderet dipinggir jalan. tak lama kemudian, jalanan tampak lebih teduh dan rindang. lebih manusiawi. padahal sebenarnya rumah-rumah disitu terhitung mewah, kecuali rumah saya yang rumah asli dibuat oleh developer.
waktu-waktu berikutnya saya merapikan bagian tanah tak bertuan itu. dengan menanam berderet pohon pepaya. yang ketika berbuah sangat manis, dagingnya berwarna merah tua, dan lebat juga buahnya. kadangkala ada pemulung yang meminta. saya tidak keberatan. toh saya tidak akan habis memakannya sendirian. mama saya juga sering kebagian. dipetikkan ketika sudah tua dan masih keras. dibungkus tebal-tebal dengan kertas koran dimasukkan kardus dan dibawalah menempuh perjalanan sekian ratus kilometer. mungkin tidak sebanding dengan beratnya tetapi rasa bangga membawa buah tangan dari kebun sendiri sangat tidak ternilai. kemudian dibawahnya saya tanami dengan cabe rawit yang berbuah lebat juga, pandan, sereh, dan bunga-bunga yang disusun sebisanya.
saya memilih tanaman yang bisa dimakan - berbuah atau daunnya dan berbunga. jadi saya punya daun sirih yang nyaris sekebar piring, daun kemuning, daun kunyit, cabe, daun kemangi, daun mangkokan untuk membuat gulai, jambu air yang musti menunggu 5 tahun sebelum akhirnya berbuah, mangga, pepaya, kelapa gading, dan banyak lagi. oh, ya, markisa dan bunga telang yang merupakan pewarna alami biru. intinya, kita tidak akan kelaparan kalau mau berusaha dan memanfaatkan apapun yang ada disekitar kita. seperti posting kali ini, saya menanam cabe hijau di pinggir selokan :)
 

 


Thursday, January 21, 2010

yang sedang berbuah lebat dikebunku : BELIMBING SAYUR!


Belimbing sayur
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas /Belimbing sayur
id.wikipedia.org/wiki/Belimbing_sayur - Tembolok - Mirip
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Oxalidales
Famili: Oxalidaceae
Genus: Averrhoa
Spesies: A. bilimbi
Nama binomial : Averrhoa bilimbi L.
Belimbing wuluh, belimbing sayur atau belimbing asam adalah sejenis pohon kecil yang diperkirakan berasal dari kepulauan Maluku, dan dikembangbiakkan serta tumbuh bebas di Indonesia, Filipina, Sri Lanka dan Myanmar. Tumbuhan ini biasa ditanam di pekarangan untuk diambil buahnya. Buahnya yang memiliki rasa asam sering digunakan sebagai bumbu masakan dan campuran ramuan jamu.
Habitus

Pohon tahunan dengan tinggi dapat mencapai 5-10m. Batang utamanya pendek dan cabangnya rendah. Batangnya bergelombang (tidak rata). Daunnya majemuk, berselang-seling, panjang 30-60 cm dan berkelompok di ujung cabang. Pada setiap daun terdapat 11 to 37 anak daun yang berselang-seling atau setengah berpasangan. Anak daun berbentuk oval.

Bunganya kecil, muncul langsung dari batang dengan tangkai bunga berambut. Mahkota bunga lima, berwarna putih, kuning atau lila.
Buahnya elips hingga seperti torpedo, panjangnya 4-10cm. Warna buah ketika muda hijau, dengan sisa kelopak bunga menempel di ujungnya. Jika buah masak berwarna kuning atau kuning pucat. Daging buahnya berair dan sangat asam (bervariasi hingga manis sebetulnya). Kulit buah berkilap dan tipis.
Bijinya kecil (6mm), berbentuk pipih, dan berwarna coklat, serta tertutup lendir.


Manisan Belimbing Wuluh
Sumber: Ibu-ibu DI
http://www.dunia-ibu.org/dapur/resep-177/ManisanBelimbingWuluh.html
Bahan
1. Belimbing wuluh
2. Larutan garam 0,3% (3g garam per liter air)
3. Gula pasir sebanyak 50% dari berat buah
Cara membuat
1. Buah belimbing dicuci bersih dan direndam dalam larutan garam selama 2 hari, kemudian ditiriskan. Selanjutnya, belimbing direndam dalam air biasa selama 6 hari dan setiap hari air rendaman diganti, lalu ditiriskan.
2. Buah ditaburi gula pasir dan dibiarkan semalam. Air yang keluar didihkan dan disiram kembali pada buah belimbing. Proses ini dilakukan berulangkali sampai air habis.
3. Selanjutnya, dijemur dibawah sinar matahari sampai kering.
[sumber : http://www.smecda.com [VR]]



Sunday, April 19, 2009

KEMUNING

akhirnya saat yang saya nantikan sejak dua tahun yang lalu pun tiba. pohon kemuning saya berbunga banyak sekali. cantik dan wangi semerbak ke seluruh penjuru terutama menjelang fajar.
saya suka sekali dengan kemuning. dulu sekali -dua puluh tahun yang lalu- keluarga kami menanam pohon kemuning juga di halaman yang hanya sepetak. ketika musim berbunga nyaris tidak terlihat daunnya. seluruhnya bertabur bunga-bunga putih kecil yang wangi. dengungan lebaj-lebah akan terdengar sampai pagi.
cantik kan?



Hikayat Bunga Kemuning

http://dwpbuenosaires.blogspot.com/2007/01/hikayat-bunga-kemuning.html
Dahulu kala, ada seorang raja yang memiliki tujuh orang puteri yang cantik-cantik. Sang raja dikenal sebagai raja yang bijaksana. Tetapi ia terlalu sibuk dengan kepemimpinannya, karena itu ia tidak mampu untuk mendidik anak-anaknya. Istri sang raja sudah meninggal dunia ketika melahirkan anaknya yang bungsu, sehingga anak sang raja diasuh oleh inang pengasuh. Puteri-puteri Raja menjadi manja dan nakal. Mereka hanya suka bermain di danau. Mereka tak mau belajar dan juga tak mau membantu ayah mereka. Pertengkaran sering terjadi diantara mereka.
Había una vez un Rey que tenía siete hijas bonitas. El Rey fue conocido como un Rey muy prudente. Como el Rey siempre estaba muy ocupado no era posible para educar a sus hijas. Su esposa había fallecido cuando trajo al mundo a su última hija y por eso las hijas fueron educadas por una ayudante en el palacio. Las hijas eran muy mimadas, a ellas siempre les gustaba jugar en un lago y no querían estudiar ni ayudar a su papá. Muchas veces se peleaban entre ellas.
Ketujuh puteri itu dinamai dengan nama-nama warna. Puteri Sulung bernama Puteri Jambon. Adik-adiknya dinamai Puteri Jingga, Puteri Nila, Puteri Hijau, Puteri Kelabu, Puteri Oranye, Puteri Merah Merona dan Puteri Kuning, Baju yang mereka pun berwarna sama dengan nama mereka. Dengan begitu, sang raja yang sudah tua dapat mengenali mereka dari jauh. Meskipun kecantikan mereka hampir sama, si bungsu Puteri Kuning sedikit berbeda, Ia tak terlihat manja dan nakal. Sebaliknya ia selalu riang dan dan tersenyum ramah kepada siapapun. Ia lebih suka bepergian dengan inang pengasuh daripada dengan kakak-kakaknya.
El Rey a sus hijas les dio nombres de colores. La más grande de ellas se llamaba Princesa Rosa. Las siguientes de sus hijas se llamaban Princesa Violeta, Princesa Verde, Princesa Gris, Princesa Naranja, Princesa Roja y Princesa Amarilla. Los vestidos que ellas usaban iban acorde con sus nombres. Si bien el Rey era un poco viejo pudo conocerlas desde lejos. Aunque todas ellas eran muy bellas, la Princesa Amarilla tenía especiales características. Ella no se veía mimada pero siempre se portaba bien y también estaba siempre feliz. A todas las personas que ella encontraba siempre les sonreía. Por otro lado, ella prefería salir con su ayudante más que sus hermanas.
Pada suatu hari, raja hendak pergi jauh. Ia mengumpulkan semua puteri-puterinya. "Aku hendak pergi jauh dan lama. Oleh-oleh apakah yang kalian inginkan?" tanya raja. "Aku ingin perhiasan yang mahal," kata Puteri Jambon. "Aku mau kain sutra yang berkilau-kilau," kata Puteri Jingga. 6 anak raja meminta hadiah yang mahal-mahal pada ayahanda mereka. Tetapi lain halnya dengan Puteri Kuning. Ia berpikir sejenak, lalu memegang lengan ayahnya. "Ayah, aku hanya ingin ayah kembali dengan selamat," katanya. Kakak-kakaknya tertawa dan mencemoohkannya. "Anakku, sungguh baik perkataanmu. Tentu saja aku akan kembali dengan selamat dan kubawakan hadiah indah buatmu," kata sang raja. Tak lama kemudian, raja pun pergi.Un día el Rey tenía que ir muy lejos, esto significaba un largo viaje. El hizo una reunión familiar y les pregunto a sus hijas que querían de regalo para cuando volviera. Una de ellas quería joyas caras, la otra quiso telas brillantes. En general las sies hijas prefirieron cosas especiales, mientras que la Princesa Amarilla solamente quiso que su papá regresara con buena salud. Esto provocó mucha risa de sus hermanas. Pero el Rey apreció mucho lo que dijo y aseguró que iba a regresar con un regalo bonito para ella.Selama sang raja pergi, para puteri semakin nakal dan malas. Mereka sering membentak inang pengasuh dan menyuruh pelayan agar menuruti mereka. Karena sibuk menuruti permintaan para puteri yang rewel itu, pelayan tak sempat membersihkan taman istana. Puteri Kuning sangat sedih melihatnya karena taman adalah tempat kesayangan ayahnya. Tanpa ragu, Puteri Kuning mengambil sapu dan mulai membersihkan taman itu. Daun-daun kering dirontokkannya, rumput liar dicabutnya, dan dahan-dahan pohon dipangkasnya hingga rapi. Semula inang pengasuh melarangnya, namun Puteri Kuning tetap berkeras mengerjakannya.Durante la salida del Rey, las princesas tuvieron problemas de conducta. Por ejemplo no ayudaban a ordenar las cosas del palacio, decían malas palabras a la ayudante y hacían que ésta haga lo que ellas quisieran. Por esta razón la ayudante no pudo limpiar el jardín del palacio. La Princesa Amarilla estaba muy triste porque el jardín era un lugar muy querido de su papa, el Rey. Sin duda, y aunque la ayudante no le permitía ayudar, a la Princesa Amarilla sin importarle tomaba la escoba y empezaba a limpiar las hojas secas que había en el jardín.
Kakak-kakak Puteri Kuning yang melihat adiknya menyapu, tertawa keras-keras. "Lihat tampaknya kita punya pelayan baru,"kata seorang diantaranya. "Hai pelayan! Masih ada kotoran nih!" ujar seorang yang lain sambil melemparkan sampah. Taman istana yang sudah rapi, kembali acak-acakan. Puteri Kuning diam saja dan menyapu sampah-sampah itu. Kejadian tersebut terjadi berulang-ulang sampai Puteri Kuning kelelahan. Dalam hati ia bisa merasakan penderitaan para pelayan yang dipaksa mematuhi berbagai perintah kakak-kakaknya.
Las hermanas al verla barrer a la Princesa Amarilla, se reían fuertemente y decían que ya tenían una nueva ayudante. “Ayudante, acá hay muchas cosas para limpiar”, dijo una de sus hermanas tirando un trozo de basura. De esta forma, el jardín nunca podía estar limpio. La Princesa Amarilla, al escuchar las palabras que decían sus Hermanas, mantuvo la calma y continuó con su tarea.
Esto paso muchas veces hasta que la Princesa Amarilla pudo comprender lo que sentia la ayudante cuando sus hermanas se burlaban de ella.
"Kalian ini sungguh keterlaluan. Mestinya ayah tak perlu membawakan apa-apa untuk kalian. Bisanya hanya mengganggu saja!" Kata Puteri Kuning dengan marah. "Sudah ah, aku bosan. Kita mandi di danau saja!" ajak Puteri Nila. Mereka meninggalkan Puteri Kuning seorang diri. Begitulah yang terjadi setiap hari, sampai ayah mereka pulang. Ketika sang raja tiba di istana, kesembilan puteri nya masih bermain di danau, sementara Puteri Kuning sedang merangkai bunga di teras istana. Mengetahui hal itu, raja menjadi sangat sedih. "Anakku yang rajin dan baik budi! Ayahmu tak mampu memberi apa-apa selain kalung batu hijau ini, bukannya warna kuning kesayanganmu!" kata sang raja.
“Ustedes están yendo muy lejos… Papá no debería traerles nada porque siempre están molestando a la ayudante” dijo la Princesa Amarilla enojada. La Princesa Violeta sin interés respondió.….”Listo, nos vamos al bañar en el lago” dejándola sola a la Princesa Amarilla. Asi pasaron los días hasta que llego el Rey. Cuando llego el Rey, las nueve princesas estaban bañándose en el lago mientras que la Princesa Amarilla estaba arreglando las flores. El Rey le dijo a la Princesa Amarilla…. “Querida hija, no pude traerte un collar con piedra de color amarillo como a ti te gusta pero pude traerte una de color verde….espero que te guste.”
Raja memang sudah mencari-cari kalung batu kuning di berbagai negeri, namun benda itu tak pernah
ditemukannya. "Sudahlah Ayah, tak mengapa. Batu hijau pun cantik! Lihat, serasi benar dengan bajuku yang berwarna kuning," kata Puteri Kuning dengan lemah lembut. "Yang penting, ayah sudah kembali. Akan kubuatkan teh hangat untuk ayah," ucapnya lagi. Ketika Puteri Kuning sedang membuat the, kakak-kakaknya berdatangan. Mereka ribut mencari hadiah dan saling memamerkannya. Tak ada yang ingat pada Puteri Kuning, apalagi menanyakan hadiahnya. Keesokan hari, Puteri Hijau melihat Puteri Kuning memakai kalung barunya. "Wahai adikku, bagus benar kalungmu! Seharusnya kalung itu menjadi milikku, karena aku adalah Puteri Hijau!" katanya dengan perasaan iri.
El Rey estuvo buscando un collar con piedra de color amarillo en todo el país, pero no lo encontró. La Princesa Amarilla dijo a su papá que no se preocupara, porque la piedra verde es también bonita y aclaró ”Mira, esto queda muy bonito con mi vestido amarillo. Además, lo más importante para mi era que tú regresaras. Yo voy a hacer el té caliente como a ti te gusta. Mientras la Princesa Amarilla estaba haciendo el té las hermanas llegaron. De pronto ellas buscaban sus regalos sin importar el regalo de la Princesa Amarilla. Al día siguiente la Princesa Verde encontró a la Princesa Amarilla y le dijo celosamente ”querida hermanita que lindo collar tienes! Pero esto quedaría mejor en mi vestido verde“.
Ayah memberikannya padaku, bukan kepadamu," sahut Puteri Kuning. Mendengarnya, Puteri Hijau menjadi marah. Ia segera mencari saudara-saudaranya dan menghasut mereka. "Kalung itu milikku, namun ia mengambilnya dari saku ayah. Kita harus mengajarnya berbuat baik!" kata Puteri Hijau. Mereka lalu sepakat untuk merampas kalung itu. Tak lama kemudian, Puteri Kuning muncul. Kakak-kakaknya menangkapnya dan memukul kepalanya. Tak disangka, pukulan tersebut menyebabkan Puteri Kuning meninggal. "Astaga! Kita harus menguburnya!" seru Puteri Jingga. Mereka beramai-ramai mengusung Puteri Kuning, lalu menguburnya di taman istana. Puteri Hijau ikut mengubur kalung batu hijau, karena ia tak menginginkannya lagi.
“Papá me lo dio a mi, no a ti” respondió la Princesa Amarilla. Al escuchar esto, la Princesa Verde se enojó y se dirigió directamente a buscar a sus hermanas para hablar mal de ella y dijo que la Princesa Amarilla sacó el collar que tenía piedra verde del saco del papá. Vamos a enseñar a ella para que se porte bien. Entonces ellas tenían pensado sacarle el collar. Un rato después, cuando apareció la Princesa Amarilla sus hermanas le dieron un golpe fuerte, que sin intención de lastimarla, mató a la Princesa. ….Inmediatamente las hermanas tuvieron que pensar como eliminar su cuerpo sin dejar rastros, es por ello que decidieron enterrarla, junto con el collar verde, en el jardín favorito de su papá.
Sewaktu raja mencari Puteri Kuning, tak ada yang tahu kemana puteri itu pergi. Kakak-kakaknya pun diam seribu bahasa. Raja sangat marah. "Hai para pengawal! Cari dan temukanlah Puteri Kuning!" teriaknya. Tentu saja tak ada yang bisa menemukannya. Berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, tak ada yang berhasil mencarinya. Raja sangat sedih. "Aku ini ayah yang buruk," katanya." Biarlah anak-anakku kukirim ke tempat jauh untuk belajar dan mengasah budi pekerti!" Maka ia pun mengirimkan puteri-puterinya untuk bersekolah di negeri yang jauh. Raja sendiri sering termenung-menung di taman istana, sedih memikirkan Puteri Kuning yang hilang tak berbekas.
Cuando el Rey buscaba a la Princesa Amarilla, nadie pudo decir en donde estaba. Las hermanas estaban calladas y el Rey muy enojado dijo “Busquen a los soldados y que la encuentren!” Pasaron días, semanas, meses y nadie pudo encontrarla. El trabajo de los soldados no dio resultado. El Rey estaba muy triste y dijo asimismo que era un padre muy malo…y por eso que mandó a sus hijas a otro lugar, fuera del palacio, para aprender más sobre la vida. El Rey al estar solo en el palacio y sin su hija la Princesa Amarilla se sentía solo y muy triste.
Suatu hari, tumbuhlah sebuah tanaman di atas kubur Puteri Kuning. Sang raja heran melihatnya. "Tanaman apakah ini? Batangnya bagaikan jubah puteri, daunnya bulat berkilau bagai kalung batu hijau, bunganya putih kekuningan dan sangat wangi! Tanaman ini mengingatkanku pada Puteri Kuning. Baiklah, kuberi nama ia Kemuning.!" kata raja dengan senang. Sejak itulah bunga kemuning mendapatkan namanya. Bahkan, bunga-bunga kemuning bisa digunakan untuk mengharumkan rambut. Batangnya dipakai untuk membuat kotak-kotak yang indah, sedangkan kulit kayunya dibuat orang menjadi bedak. Setelah mati pun, Puteri Kuning masih memberikan kebaikan.
Un día en el jardín del palacio una planta muy atractiva creció. Tanta era su belleza que hizo que el Rey se acercara a verla. Al hacerlo pudo ver que sus ramitas como la capa de su hija la Princesa Amarilla tenían la misma forma, a su vez las hojas eran redondas tal como la piedra verde del collar que su padre le regaló. Tambien las flores de color blanco y amarillo eran muy aromáticas. Esta planta le trajo recuerdos al Rey de su hija. Por esta razon, el Rey decidió llamarla “KEMUNING”, que quiere decir en idioma indonesia pintado de color amarillo.
Luego de observar la planta el Rey se sintió aliviado y feliz, porque esta planta no solo traía buenos recuerdos sino que su flor podía servir como perfume para el pelo, con sus ramas se podía hacer bonitas cajas y con la piel del mismo se usaba para hacer polvo de maquillaje. Esta flor hoy en día es muy conocida por su gran utilidad. Aunque la Princesa Amarilla ya no esté, su buena imagen siempre vive en la vida de su padre y de nosotros.
Moralidad : Cuando una semilla es buena y crece ante cualquier obstaculo la fruta siempre sera muy util.Copyright© PT Bangun Satya Wacana (Gramacom) 2005dan di terjemahkan ke bahasa Spanyol Oleh Ibu Nindarsari Utomo dan Sdr Santiago




Kemuning
(Murraya paniculata [L..] Jack.)
http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=116


Sinonim := M. banati Elm. = M. exotica, Linn. = M. exotica var. sumatrana Koord. et Val. = M. glenieli Thw. = M. odorata, Blanco. = M. sumatrana, Roxb. = Chalcas paniculata, Linn. = C. camuneng Burm.f. = C. intermedia, Roem. = Connarus foetens, Blanco, = C. santaloides, Blanco.

Familia :Rutaceac


Uraian :Kemuning biasa tumbuh liar di semak belukar, tepi hutan, atau ditanam sebagai tanaman hias dan tanaman pagar. Kemuning dapat ditemukan sampai ketinggian ± 400 m dpl. Variasi morfologi besar sekali. Yang biasa ditanam untuk memagari pekarangan, biasanya jenis yang berdaun kecil dan lebat. Semak atau pohon kecil, bercabang banyak, tinggi 3 - 8 m, batangnya keras, beralur, tidak berduri. Daun majemuk, bersirip ganjil dengan anak daun 3 - 9,. letak berseling. Helaian anak daun bertangkai, bentuk bulat telur sungsang atau jorong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata atau agak beringgit, panjang 2 - 7 cm, lebar 1 - 3 cm, permukaan licin, mengilap, wamanya hijau, bila diremas tidak berbau. Bunga majemuk berbentuk tandan, 1 - 8, warnanya putih, wangi, keluar dari ketiak daun atau ujung ranting. Buah buni berdaging, bulat telur atau bulat memanjang, panjang 8 - 12 mm, masih muda hijau setelah tua merah mengilap, berbiji dua.

Nama Lokal :Kamuning (Sunda), kemuning, kumuning (Jawa).; Kajeni, kemuning, kemoning (Bali), kamoneng (Madura),; Kamuning (Menado, Makasar), kamoni (Bare), palopo (Bugis).; Kamuni (Bima). eseki, tanasa, kamone, kamoni (Maluku).; Jiu li xiang, yueh chu (China), Orange jessamine (Inggris).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :Radang buah zakar (orchitis), radang saluran napas (bronkhitis), ; Infeksi saluran kencing, kencing nanah, keputihan, sakit gigi,; Haid tidak teratur, lemak tubuh berlebihan, pelangsing tubuh, ; Nyeri pada tukak (ulkus), kuli kasar, memar akibat benturan,; Rematik, keseleo, digigit serangga dan ular berbisa, ekzema,; Bisul, koreng, epidemik encephalitis B, luka terbuka di kulit.;
PEMANFAATAN :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Daun, ranting dan akar. Kulit batang juga berkhasiat obat.

INDIKASI :
Daun dan ranting berguna untuk mengatasi:
- radang buah zakar (orchitis), radang saluran napas (bronkitis), infeksi
saluran kencing, kencing nanah,
- keputihan,
- datang haid tidak teratur,
- lemak tubuh berlebihan, pelangsing tubuh, nyeri pada tukak (ulkus),
sakit gigi,
- kulit kasar.

Akar berguna untuk mengatasi:
- memar akibat benturan atau terpukul, nyeri rematik, keseleo,
- digigit serangga dan ular berbisa, bisul, ekzema, koreng.
- epideniik encephalitis B.

Kulit batang berguna untuk mengatasi:
- sakit gigi, nyeri akibat luka terbuka di kulit atau selaput lendir (ulkus).

CARA PEMAKAIAN :
Akar dan daun kering sebanyak 9- 1 5 g atau daun segar sebanyak 30-60 g, direbus atau direndam arak, lalu rninum. Untuk pemakaian luar, daun segar dipipis lalu diletakkan pada tempat yang sakit, atau direbus, airnya untuk cuci.

CONTOH PEMAKAIAN :
1. Bisul
Akar kemuning kering sebanyak 30 g dicuci dan dipotong-potong
seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai air rebusannya
tersisa l gelas. Setelah dingin disaring Lalu diminum. Sehari 2 kali,
masing-masing 1/2 gelas.

2. Rematik, keseleo, memar :
Akar kemuning kering sebanyak 15 - 30 g dicuci Lalu dipotong-
potong seperlunya. Tambahkan arak dan air masing-masing 1 1/2
gelas, Lalu direbus sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring,
Lalu diminum 2 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas.

3. Memar :
Kemuning dan kaca piring, masing-masing daun segar, sama banyak,
dicuci lalu digiling halus.Tambahkan sedikit arak sambil diaduk di
atas api. Hangat-hangat ditempelkan pada bagian tubuh yang
memar.

4. Nyeri rematik sendi :
Akar kemuning dan akar tembelekan (Lantana camara) dicuci,
tambahkan 3 pasang kaki ayam. Semua bahan dipotong-potong
seperlunya Lalu tambahkan air secukupnya sampai terendam.
Semua bahan tersebut Lalu ditim. Hangat-hangat lalu airnya diminum
sekaligus.

5. Sakit gigi :
Minyak yang keluar dari kulit batang kemuning yang dibakar
diteteskan ke dalam gigi yang berlubang.

6. Melangsingkan badan :
Daun kemuning segar dan daun mengkudu (Morinda citrifolia)
masing-masing segenggam penuh dan temu giring sebanyak 1/2 jari
kelingking ditumbuk halus. Tambahkan 1 cangkir air masak sambil
diaduk merata. Peras dengan sepotong kain. Air yang terkumpul
diminum sekaligus pada pagi hari sebelum makan.

7. Radang buah zakar:
9 Daun kemuning segar sebanyak 60 g dan herba sambiloto
sebanyak 35 g dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai
airnya tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum 2 kali
sehari, masing-masing ½ gelas. Lakukan setiap hari sampai sembuh.

8. Infeksi saluran kencing:
Daun kemuning segar sebanyak 35 g dicuci lalu tambahkan 3 gelas
air bersih. Rebus sampai airnya tersisa separonya. Setelah dingin
disaring dan diminum 3 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas.

9. Datang haid tidak teratur :
Daun kemuning dan daun pacar kuku (Lawsonia inermis) masing-
masing bahan segar sebanyak 1/2 genggam, rimpang temulawak 1
jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Tambahkan 3 gelas air
bersih Lalu direbus sampai airnya tersisa 1 gelas. Setelah dingin
disaring, lalu diminum 2 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas.

10. Kulit kasar
Daun kemuning segar sebanyak 30 g dicuci Lalu ditumbuk sampai
lumat. Tambahkan air bersih 1 gelas sambil diaduk rata. Bahan
tersebut lalu dilulurkan pada kulit sebelum tidur.

CATATAN :
- Di luar negeri sudah dibuat obat paten dengan nama Tongzhongling.
- Kapsul prolipid juga mengandung tumbuhan obat ini.
Komposisi :KANDUNGAN KIMIA : Daun kemuning mengandung cadinene, methyl-anthranilate, bisabolene, P-earyophyllene, geraniol, carene-3, eugenol, citronellol, methyl-salicylate, s-guaiazulene, osthole, paniculatin, tanin, dan coumurrayin. Kulit batang mengandung mexotioin, 5-7-dimethoxy-8- (2,3-dihydroxyisopentyl) coumarin. Sedangkan bunga kemuning mengandung scopeletin, dan buahnya mengandung semi-ec-carotenone. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : 1. Infus daun kemuning dengan dosis 1.000 mg serbuk/kg bb mencit albino pada percobaan analgesik dengan bahan pembanding asetosal 52 mg/kg bb, memberikan efek analgesik (Pudjiastuti, dkk., Cermin Dunia Kedokteran No.59, 1989). 2. Infus daun kemuning dengan dosis 210 mg, 420 mg dan 840 mgl 200 g bb diberikan per oral pada tikus sesaat sebelum penyuntikkan 0,2 ml larutan karagenin 1 % dalam NACI fisiologis secara subplantar (zat pembuat udern buatan). Pada infus daun kemuning dengan dosis 840 mg/200 g bb menunjukkan efek anti-inflamasi mendekati natrium diklofenak dengan dosis 8 mg/200 g bb yang digunakan sebagai pembanding (Farida Ibrahim, Jubeini, Katrin, Rosrini, Jurusan Farmasi FMIPA Ul - warta Perhipba No.Lllll, Jan-Maret 1995). 3. Infus daun kemuning 10%, 20%, 30%, 40% sebanyak 0,5 ml pada mencit dapat menurunkan berat badan secara bermakna (Ika Murni Sugiarti, Jurusan Biologi FMIPA UNAIR, 1990).





Tuesday, March 10, 2009

panen daun sirih
















dulunya saya menanam sirih ini, selain berkhasiat, saya ingin dapur saya yang ada diluar rumah sejuk dengan tanaman hijau tetapi tidak tertutup dinding tembok yang kaku. si mbak yang bertugas merawat tanaman -semuanya- rajin juga mendengarkan instruksi saya yang sebenarnya tidak terlalu mengerti soal tanaman.





saya hanya meminta menyiram secara rutin kecuali saat musim hujan dan memberi pupuk kandang secara periodik. hasilnya tanaman sirih saya sangat subur sampai helaian daunnya hampir selebar piring makan.
satu hari sahabat saya sejak kanak-kanak datang berkunjung, jauh dari luar pulau. lalu katanya, kalau mau saya bisa menjual daun sirih saya ke penjual jamu di pasar daripada hanya dibuang saja karena kelebihan produksi. dia juga menganjurkan saya untuk meminum air rebusan sirih setiap hari segelas untuk kesehatan. suami saya merasakan manfaat meminum air rebusan sirih ini dan akhirnya kami bertiga -saya, suami, dan si mbak- rajin meminum air rebusan ini setiap hari.
sirih dalam bahasa latin disebut piper. Minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak terbang (betIephenol), seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak dan chavicol yang memiliki daya mematikan kuman, antioksidasi dan fungisida, anti jamur. Sirih berkhasiat menghilangkan bau badan yang ditimbulkan bakteri dan cendawan. Daun sirih juga bersifat menahan perdarahan, menyembuhkan luka pada kulit, dan gangguan saluran pencernaan. Selain itu juga bersifat mengerutkan, mengeluarkan dahak, meluruhkan ludah, hemostatik, dan menghentikan perdarahan.

Kegunaan
Batuk
Sariawan
Bronchitis
Jerawat
Keputihan
Sakit gigi karena berlubang (daunnya)
Demam berdarah
Bau mulut
Haid tidak teratur
Asma
Radang tenggorokan (daun dan minyaknya)
Gusi bengkak (getahnya)
Membersihkan Mata

Pemakaian Luar
Eksim
Luka bakar
Koreng (pyodermi)
Kurap kaki
Bisul
Mimisan
Sakit mata
Perdarahan gusi
Mengurangi produksi ASI
Menghilangkan gatal
Keterangan
Biasanya untuk obat hidung berdarah, dipakai 2 lembar daun segar Piper betle, dicuci, digulung kemudian dimasukkan ke dalam Iubang hidung.

Peringatan
Mengunyah sirih telah dikaitkan dengan penyakit kanser mulut dan pembentukan squamous cell carcinoma yang bersifat malignan.
(dari wikipedia indonesia).
semakin sering dipotong dan disiangi, ternyata membuat pohon sirih ini jadi gundul. tetapi malah daunnya makin lebat. sayangnya, ada sebagian orang yang percaya kalau kelebatan sirih ini mengundang binatang berbisa untuk tinggal dikelebatan daunnya. itu sebabnya si mbak rajin memotong daun-daunnya sekiranya terlalu lebat.
beberapa bulan yang lalu, kelebatan daun sirih saya mengundang sepasang burung liar untuk membangun sarang, bertelur, menetaskan telurnya, dan mengasuh anak-anak burung sampai usianya untuk mandiri dan membangun sarangnya sendiri. saya takjub dengan kesibukan sepasang burung tersebut saat mencari tempat yang dirasa aman dan nyaman untuk membangun sarang, bekerja sama membangun sarang, mencari makan saat si betina mengerami telur, dan memberi makan anak-anaknya saat petang menjelang.
betapa besar kekuasaan Tuhan diperlihatkan dengan kesibukan sepasang burung tadi. bagaimana mereka bekerja sama saling bahu membahu membangun 'rumah tangganya' dan menuntaskan kewajibannya sebagai orangtua dengan melepaskan anak-anak ketika sudah saatnya menjadi mandiri. saya jadi berpikir bagaimana saya sendiri sebagai manusia dengan karunia akal sehat bahkan berpendidikan tinggi dalam menjalani kehidupan rumahtangga dan menjalankan peran saya sebagai istri dan ibu. akankah saya dan akankan kami berdua akan terus saling membantu dan bekerjasama? akankan saya dan akankah kami kelak selesai menuntaskan kewajiban kami sebagai orangtua?
semoga ...